Cerita Sedih
Kakak
Kakak |
Saya adalah gadis kecil yang lahir di desa terpencil, Pekerjaan setiah hari orang tuaku adalah membajak sawah. Aku juga mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Ikhsan, Dia seorang kakak 3 tahun lebih tua dariku.
Suatu hari aku ingin membeli sepatu, Karena sepatu yang lama sudah terlihat sobek. Jadi pada saat itu aku mencuri uang di laci Ayahku. Namun ternyata Ayahku terlanjur mengetahuinya. Ayah pun menanyakan hal tersebut padaku dan juga kak Ikhsan, Suara Ayah yang keras dan penuh emosi, Aku terdiam dan takut untuk berbicara. Karena tak satupun dari kami yang mau berbicara akhirnya Ayah memutuskan bahwa kami berdua akan dihukum. Namun tiba-tiba kakak menggengam tangan Ayah dan berkata, Ayah akulah yang telah mencuri uang ayah, dia melakukan itu hanya demi aku. Ditengah malam aku manangis, Namun kakaku mengusap air mataku dan berkata, Adik jangan menangis lagi semua sudah terjadi saat itulah aku tidak akan melupakan ekspresi kaka saat melindungi aku.
Ketika aku diterima di sekolah menengah keatas negeri, Pada saat yang sama kakaku diterima juga untuk masuk universitas negeri ternama. Malam itu saat ayah duduk di halaman rumah, Aku mendengar pembicaraan ayah dan ibu. Ibu mengatakan apa gunanya karena tidak mungkin kita bisa membiayau keduanya. Pada saat itu juga kakaku berjalan keluar dan berdiri didepan ayah dan ibu sambil berkata, Ayah aku tidak akan melanjutkan sekolah lagi, Aku sudah lulus SMA dan aku hanya ingin bekerja. Namun ayah menolak permintaan kakaku, Ayah akan berusaha untuk membiayai kalian berdua meski harus mengemis dijalanan.
Tak ada yang tahu pada hari berikutnya sebelum subuh, Kakaku meninggalkan rumah dengan meninggalakan cacatan di bantal. Dik masuk ke SMA negeri tidaklah mudah, Dengan ijasah SMA ini kakak akan pergi mencari kerja dan kakak akan mengirimkan uang untuk kamu. Akupun memegang erat kertas tersebut sambil menangis hingga tertidur.
Dengan uang yang diperoleh oleh Ayah dengan cara meminjam ke saudara dan tetangga juga dari uang kakakku yang dihasilkan dari bekerja sebagai pengangkut semen. Akhirnya aku lulus dan bisa masuk ke universitas negeri yang dulu kakakku inginkan. Tahun ini aku berusia 19 tahun dan kakakku berusia 22 tahun.
Suatu hari aku sedang belajar di kamar kost, Lalu temanku datang dan memberitahukan bahwa ada seorang seperti pengemis sedang mencariku diluar. Aku keluar dari tempat kost dan melihat seseorang yang disekujur tubuhnya ditutupi semen dan kotoran debu yang ternyata dia adalah kakakku. Aku pun bertanya mengapa kamu tidak bilang bahwa kamu adalah kakaku. Namun dia menjawab dengan senyum, Lihat bagaimana penampilanku, Apa yang akan mereka pikir kalau kamu adalah adiku ? Apakah mereka tidak akan menertawakanmu.
Aku merasa sangat tersentuh dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu kotoran dan debu dari tubuh kakakku dan aku berkata aku tidak peduli apa yang orang akan katakan, Kamu adalah kakakku apapun penampilan kamu. Kemudia mengeluarkan sebuah laptop dari tasnya. Dia memberikan kepadaku dan berkata, Kakak melihat semua orang yang kuliah di universitas ini memakainya, Aku pikir kamu juga harus memiliki satu. Aku pun menangis dan memeluk kakakku, Aku tahu dia rela menghemat biaya hidupnya hanya untuk membelikan laptop untuku.
Setelah aku menikah, Aku tinggal di kota, Suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami. Tetapi mereka tidak mau, Mereka mengatakan bila mereka meninggalkan desa, Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di kota. Kakakku tidak setuju denganku, Dia mengatakan bahwa aku harus mengurus suamiku dan mertuaku saja, Biar Ayah dan Ibu kakak yang akan mengurunya.
Suamiku baru saja diangkat menjadi direktur diperusahaanya. Kami meminta kakaku untuk mau menerima tawaran menjadi manajer pada departemen pemeliharaan. Tapi kakak menolak tawaran itu, Dia bersikeras bekerja sebagai tukang pengangkut semen. Suatu hari kakakku tertimpa tumpukan semen sangat banyak, Lukanya cukup parah sehingga harus dikirim ke rumah sakit. Aku dan suamiku menjenguknya di rumah sakit, Melihat luka disekujur tubuhnya aku pun mengerutu dan berkata, Kenapa kamu menolak tawaran menjadi manajer? Manajer tidak akan melakukan sesuatu yang berat seperti itu. Sekarang lihat dirimu, Kamu menderita cedera serius. Namun kakakku berkata, Aku memikirkan adik iparku, Dia baru saja di angkat jadi direktur. Kalau saya yang tidak berpendidikan akan menjadi manajer, Berita seperti apa yang akan dikirimkan? Mata suamiku pun dipenuhi air mata dan kemudian aku berkata, Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku. namun kakakku menjawab: Mengapa kamu berbicara tentang masa lalu ? Sambil dia memegang tanganku. Setelah beberapa hari dirawat dirumahsakit akhirnya kakakku meninggal. Selama sebulan hampir setiap hari aku menangisinya.
Kini aku dipuncak kejayaanku. Dalam sebuah acara seminar, Pembawa acara bertanya kepadaku. Siapakah orang yang anda hormati dan kasihi ? Bahkan tampa mengambil waktu untuk berfikir aku menjawab dengan lantang: Kakakku. Aku pun melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang selalu kuingat. Ketika saya masih di sekolah dasar, Sekolah itu letaknya di sebuah desa yang berbeda. Setiap hari, Saya dan kakak harus berjalan selama 2 jam ke sekolah juga kembali ke rumah. Suatu hari saya kehilangan satu dari sepatuku. Kakakku memberiku sepatu miliknya. Dia hanya mengenakan satu sepatu milikku dan dia harus berjalan jauh. Ketika kami tiba dirumah, Kakinya begitu gemetaran karena menahan kesakitan. Sejak hari itu aku bersumpah bahwa selama hidup. Saya akan mengingat kakakku dan akan selalu baik kepadanya, Dialah yang telah menjadikanku sukses seperti ini. Tapi kini kakakku telah tiada, Semua orang mengalihkan perhatian mereka kepadaku. Aku merasa sulit untuk berbicara tapi aku lanjutkan. Dalam seluruh hidup saya yang saya ingin hanya mengucapkan terima kasih yang paling dalam untuk kakak saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar